Pesbuk Saya

Pesbuk Saya

Psikososial pada Janin





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “ Perkembangan Psikososial Janin “.
Adapun maksud dari penyusunan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah IKD2 dan sebagai syarat untuk menempuh ujian Tengah Semester dan akan di presentasikan dalam bentuk seminar.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan terima kasih kepada yang telah terhormat ibu Emma Setyo Wulan, S.Kep. Ns. selaku guru pembimbing. Serta pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu
Tidak ada manusia yang sempurna, dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan dan dapat di terapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang serupa khususnya dalam keperawatan.

   Kudus,   Oktober 2011


                         Penyusun


        ii



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
     I.1 Latar Belakang......................................................................... 1

BAB II MATERI
     II.1 Pengertian Konsepsi............................................................... 2
     II.2 Tahap Perkembangan Embrio................................................. 3
     II.3 Perkembangan Psikososial Bayi.............................................. 7
     II.4 Kebutuhan Asih Dan Asah..................................................... 10

BAB III PENUTUP
     III.1 Kesimpulan............................................................................ 13
     III.2 Saran...................................................................................... 13










iii
BAB 1
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang

 Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua (diaseus) karena satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga termasuk jenis vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak. Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam skrotum.Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk mengoptimumkan suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menganggu spermatogenesis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat.Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium (calon sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig (menghasilkan testoteron). Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar kelamin. Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencernaan dan saluran pernafasan.
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu di kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu diperhatikan, sehingga selain penulis menyampaikan tugas yang menjadi amanah dosen, penulis berkesempatan untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional yang dalam hal ini sangat bermanfaat bagi kita semua.


BAB 2
MATERI


Ii.1 Pengertian Konsepsi
            Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.

 Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya ias hidup selam 12-24 jam.
Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak (Flynn, 1992).
 Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun (Norman, 1986).


Ii.2 Tahap Perkembangan Embrio
A. Tahap perkembangan janin minggu 1-4
 Minggu pertama :
-Stadium 1 : seltelur yang dibuahi
-Stadium 2 : hari ke 2-3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel-sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.
-Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32-58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4  5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.

 Minggu kedua : Implantasi
-Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
-Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
Minggu ketiga : blatokista trilaminar
-Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga-rongga
embrional dan terbentuk garis sederhana.
-Stadium 7 : timbauan korda
-Stadium 8 : terusan aksial
- Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot-jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.

  Minggu keempat :
Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10-13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.
-Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel-sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.
Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 0,75-1 mm ; berat 400 mg
- Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant  (kepala menyentuh ekor).
- Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
- Gumpalan mirip lengan dan kaki
- Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.


B. Tahap perkembangan janin minggu ke 5-8 : organogenesis-Satium 14 : miotom-miotom
Panjang 5-7 mm, usia 31-35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.
-Stadium 15 : topografi pembuluh-pembuluh darah. Panjang 7-9 mm, usia 35-38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadisuatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.
-Stadium 16 : tonjolan-tonjolan wajah. Panjang 8-11 mm, usia 37-42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan-benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samar-samar.
-Stadium 17 : gelembung-gelembung telenfesalon.
-Stadium 18-19 : bentuk yang kuboid.
-Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
-Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.
-Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.

C.Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
- Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram
- Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
- Gambaran wajah dapat dilihat.
- Ekstremitas terbentuk.
- Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.

 Minggu ke 12 :
- Panjang 7-9 cm
- Berat 45 gram
- Terjadi gerakan janin spontan.
- Reflek babinski positif.
- Pembentukan lempeng osifikasi.
- Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.
- Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
- Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler

 Minggu ke 16 :
Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
- Gestasi mencakup :
o Panjang 10 -17 cm.
o Berat 55-120 gram
o Quickening
o Antibody mulai di produksi
o Rambut mulai terbentuk
o Mekonium terdapat di usus bagian atas
o Terbentuk lemak coklat
o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.

 Minggu ke 24 :
Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai
batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
- Gestasi mencakup yang berikut :
o Panjang 28-36 cm
o Berat 550 gram
o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin
o Terdapat ferniks kaseosa
o Mekonium terdapat direktum
o Produksi surfaktan mulai aktif
o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.

D. Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :
Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.

Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :
- Panjang 35-38 cm
- Berat 1200 gram
- Alfeolus paru matang
- Terbentuk surfaktan dicairan amnion
- Testis turun ( pada pria )

E.Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.
 Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :
- Panjang 38-43 cm- Berat 1600 gram- Terdapat simpanan lemak subkutan
- Reflek moro aktif- Terbentuk cadangan zat besi
- Janin mulai peka terhadap suara-suara dari luar kandungan
- Kuku jari memenuhi ujung-ujung jari.

F.Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :
Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :
- Panjang 42-49 cm- Berat 1900-2700 gram
- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium- Simpanan lemak subkutan meningkat. Lipatan plantar terbentuk 1- 2 Laguno menghilang. Biasanya berada pada posisi verteks.

G. Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :
Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai. Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut;
- Panjang 48-52 cm
- Berat 3000 gram
- Ginjal janin aktif
- Verniks kaseosa terbentuk lengkap
- Plantar mulai banyak.

Ii.3 Perkembangan Psikososial Bayi
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan terlambat bicara.

1. PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan, kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan).
Carroll Izord (1982)
Umur
Umur ekspresi emosi
0 – 1 bulan
3 bulan
3 – 4 bulan
4 bulan
4 – 7 bulan
5 – 9 bulan
18 bulan

Senyuman sosial
Senyuman kesenangan
Kehati-hatian
Kelurahan
Kegembiraan, kemarahan
Ketakutan
malu

      
  2. PERKEMBANGAN TEMPERAMEN
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional
Goleman (1995) :
The moods that typify our emotional life”
Baltes (1998) :
an individual’s behavioral style and characteristic way of responding”
Seifert dan Hoffnung (1994) :
temperament refers to individual differences in responsivensess and self regulation that are present at birth, are relatively stable and enduring over time and cross situation, and influenced by the interction of heredity, maturation and experience”

Jadi                                   Tempramen adalah : Perbedaan kualitas dan intensitas respons emotional serta pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kai dan mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang. Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi.

3. PERKEMBANGAN ATTACHMENT
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial untuk berinteraksi dan melakukan penyesuaian sosial terhadap orang lain. Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai bahwa attachment.

pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi :
1.      Tahap indiscriminate sosibility (0-2 bulan), Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang dikenal dan yang tidak dikenal.
2.      Tahap attachment is the makin (2-7 bulan), Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
3.       Tahap specific, clear-cut attachment (7-24 bulan), Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.
4.       Tahap goal-coordination partenerships (24- seterusnya), Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama.

 

4. PERKEMBANGAN RASA PERCAYA
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan yang aman ( secure attachment).
Ketika bayi baru lahir, maka dapat tahapan sampai bayi berusia dua bulan sebagai berikut:
·         Bayi 0-1 bulan
Kelekatan hanya bisa tercipta jikalau orang tua mengenal bayi dan mengurus sendiri bayi sejak awal.
·         Bayi 1-2 bulan
Sekitar usia 6 minggu, sistem penglihatan bayi sudah mulai berkembang. Pada level ini, bayi mulai memasuki level interaksi sosialnya

5. PERKEMBANGAN OTONOMI
·         Menurut Chaplin (2002)
Otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri.
·         Menurut  Seifert dan Hoffnung (1994)
The ability to govern and regulate one’s own thoughts, feeling, and action freely and responsibly while overcoming feelings of shame and doubt
·         Menurut Erikson
Otonomi (Kemandirian) merupakan tahap kedua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan baru berjalan.

Ii.4 Kebutuhan Psikososial Adalah Kebutuhan Asih Dan Asah.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
1.      Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
 Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan dunia luar maka ia mutlak terganting dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Misalnya: anak tidak mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2.      Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
 Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya. Misalnya: kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku dikembangkan karena penting untik terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari.
3.      Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
 Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai diikut sertakan sebagai individu misalnya turut serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di dapur Misalnya: menjadi aktif diluar rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan saudara sekandung untuk menang sendiri.
4.      Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )
 Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah atau orangtua dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah. Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (sifat kompetetif), juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
5.      Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )
              Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa. sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa dilain pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai sumber perlindungan dan sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman sebaya.

Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah kebutuhan:
ñ  fisik-biologis (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik),
ñ  emosi-kasih sayang (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal)
ñ  stimulasi dini (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain).

Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan).


BAB 3
PENUTUP


III.1 Kesimpulan
1. Pengertian Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi.
2. Dalam perkembangan sosio-emosi pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), otonomi bayi, perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya, peran ayah sebagai pengasuh anak, tempat pengasuhan anak (day care), dan emosi.
     Perkembangan sosio-emosi pada bayi menjadi hal penting yang banyak dikaji. Karena beragam hal yang dialami pada masa bayi akan membentuk pola perilaku tertentu dengan efek psikologis tertentu. Perkembangan yang terjadi pada masa bayi mempengaruhi pola perkembangan di tahap berikutnya. Untuk itu hendaklah orang tua yang memiliki bayi, memperhatikan setiap kejadian yang tengah terjadi pada masa tumbuh kembang bayi supaya bayi dapat berkembang menjadi orang yang diharapkan oleh orang tua kelak .

III.2 Saran
            Dengan mengetahui pengertian dari konsepsi kita bisa mengetahui dengan jelas kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa konsepsi. Dengan mengetahui dasar konsepsi dan mengetahui cara-cara pencegahan konsepsi kita bisa lebih memahami apa saja yang berhubungan dengan peristiwa konsepsi. Sehingga pengetahuan yang kita miliki bisa di manfaatkan dengan bijak.


DAFTAR PUSTAKA

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Psikososial pada Janin"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top