Pesbuk Saya

Pesbuk Saya

Mengenal Scabies (gudik), Cara Mencegah dan Mengobati Scabies -- Mata Kuliah Sistem Integumen



Mengenal Scabies (gudik),  Cara Mencegah dan Mengobati Scabies
Mata Kuliah Sistem Integumen






LATAR BELAKANG
Scabies (gudik) -- Parasit adalah organisme yang hidup dari makhluk hidup lainnya. Manusia adalah tuan rumah bagi banyak parasit, yang dapat hidup di dalam tubuh atau pada kulit. Parasit ini menggunakan tubuh manusia untuk mendapatkan makanan dan untuk mereproduksi, dan dalam tawar-menawar menyebabkan masalah kesehatan manusia yang terinfeksi. Parasit terdapat di seluruh dunia dan banyak orang menderita infeksi parasit kulit. Sebagai contoh, sekitar 6 untuk 12 juta orang di seluruh dunia mendapatkan kutu setiap tahun dan di Amerika Serikat. Banyak penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit contohnya yaitu scabies.
Skabies adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh kuman Sarcoptes scabiei yaitu seperti tungau yang memparasitkan diri pada kulit manusia yang mengakibatkan rasa gatal pada kulit dan menimbulkan papul, vesikel bahkan menyebabkan ulkus dan erosi pada kulit. Insidensnya di Indonesia masih cukup tinggi.
Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap penderita seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan spiritual, psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan penyuluhan kesehatan terhadap penderita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko maupun komplikasi yang mungkin muncul dari skabies tersebut.

PENGERTIAN Scabies (gudik)


Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi (kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var. Huminis (Adhi Djuanda, 2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei (Isa Ma’rufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005).
Scabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997).
Jadi menurut kelompok scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi kuman parasitik (Sarcoptes scabiei) yang mudah menular manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan yang ada dimuka bumi ini. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal Sarcoptes scabiei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanali kulit atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.

ETIOLOGI Scabies (gudik)
Scabies disebabkan oleh kutu atau kuman Sarcoptes scabiei. Secara morfologik Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil berbentuk oval punggungnya cembung dan bagian perutnya rata berwarna putih kotor dan tidak memiliki mata. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni Sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal (Keperawatan Medikal Bedah, 2002). Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S.scabiei yang lain, misalnya kambing dan babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna puith kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat, dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat. Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 mm sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.

MANIFESTASI KLINIS Scabies (gudik)
1.     Pruritus (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2.     Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.
3.     Kunikulus (adanya terowongan) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorfi (pustula, ekskoriasi, dll). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, peregelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita) dan lipatan glutea, umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4.     Terdapat agen parasitik satu atau lebih stadium hidup agen parasitik ini, merupakan hal yang paling diagnostik.



PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau Scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

PENCEGAHAN Scabies (gudik)
1.     Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk, seprei maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
2.     Menghindari pemakaian baju, handuk, seprei secara bersama-sama.
3.     Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
4.     Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
5.     Gunakan pakaian dan seprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat pengering panas.
6.      Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.

Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka dapat dilakukan penatalakasanaan medis.
Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang hiposesitisasi).


Obat untuk Scabies (gudik)
Jenis obat topikal:
1.     BELERANG ENDAP (SULFUR PRESIPITATUM) 4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
2.     EMULSI BENZIL-BENZOAT 20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah dipakai.
3.     GAMA BENZENA HEKSAKLORIDA (GAMEKSAN = GAMMEXANE) 1 % dalam bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak jika digunakan berlebihan, dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
4.     BENZILBENZOAT (KROTAMITON) Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.
5.    PERMETHRIN. Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Penggunaannya selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan untuk parasit S.scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik, hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.


Beberapa Gambar Terkait dengan Scabies (gudik)







Bagikan :
+
Previous
Next Post »
2 Komentar untuk "Mengenal Scabies (gudik), Cara Mencegah dan Mengobati Scabies -- Mata Kuliah Sistem Integumen"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top