Pesbuk Saya

Pesbuk Saya

Dermatitis -- Mata Kuliah Sistem Integumen



DERMATITIS -- Mata Kuliah Sistem Integumen






Dermatitis merupakan inflamasi kulit dan muncul dalam bebrapa bentuk, yaitu atopic, ceboroik, numular, kontak, kronis, neurodermatitis setempat livhrn simplex cbronicus), eksfoliatif, dan statis. (lihat tipe-tipe dermatitis).
Dermatitis atropik (eczema atopic atau infantil) merupakan respons inflamatorik kronis atau rekuren yang umumnya berkaitan dengan penyakit atopic lain, misalnya asma bronchial dan rinitis alergik. Dermatitis ini biasanya menyerang bayi dan anak-anak berusia 1 bulan sampai 1 tahun, umumnya yang memiliki riwayat kuat mengalami penyakit atopic dalam keluarganya. Anak-anak ini biasanya mengalami gangguan atopic lain saat mereka bertambah usia. Biasanya bentuk dermatitis ini akan menjadi parah dan mereda berulang-ulang sebelum akhirnya sembuh saat masa remaja. Akan tetapi, dermatitis ini bisa bertahan sampai pasien dewasa. Dermatitis atopic menyerang sekitar 9 dari 1000 orang.

PENYEBAB

Adapun etiologi / penyebab dermatitis, antara lain :
1.      Tidak diketahui
2.      Hal-hal yang memperparah: respon terhadap keringat, stress psikologis, dan suhu, dan kelembaban extreme
3.      Alergi makanan ( telur, kacang, susu, dan gandum) pada sekitar 10% dari kasus yang menyerang anak-anak
4.      Predisposisi genetic yang diperburuk dengan alergi makanan, infeksi, zat kimia yang mengiritasi, suhu dan kelembaban, dan emosi.
5.      Penyebab sekunder: iritasi yang terlihat mengubah struktur epidermal, sehingga menyebabkan peningkatan aktifitas imonoglobulin (Ig) E.

TANDA DAN GEJALA

1.      Area eritematosa dikulit yang sangat kering: lesi di dahi, pipi, dan permukaan extensor di lengan dan kaki atas (pada anak-anak), lesi dititip flesi( antekubital fossa, area popliteak, dan leher) (pada orang dewasa)
2.      Pruritus dan parut dengan edem, kerak dan sisik
3.      Lesi atopic kronis yang menyebabkan kulit kering dan bersisik, disertai dermatografia putih, pemucatan, dan likenifikasi.
4.      Kondisi sekunder: infeksi virus, fungus, atau bakteri dan gangguan ocular
5.      Pembengkakan dan hiperpigmentasi dikelopak mata atas, disertai lipatan ganda yang muncul dibawah kelopak mata bawah (lipatan morgan, Dennie, atau Mongolia)
6.      Katarak atopic (jarang terjadi, biasanya hanya pada orang berusia 20 sampai 40 tahun)
7.      Pasien yang juga terpapar herpes zoster akan mengalami gejala erupsi variseliform Kaposi (eczema herpetikum), yaitu infeksi virus kutaneus berat yang berpotensi menyebar.

TINDAKAN KEPERAWATAN 

·         Ingatkan pasien bahwa ia mungkin akan mengantuk jika minim antihistamin untuk meringankan rasa gatal sepanjang hari. Jika gatal dimalam hari mengganggu tidurnya, anjurkan metode untuk memicu tidur alami, misalnya meminum segelas susu hangat agar sedatif tidak digunakan secara berlebihan. Antihistamin juga bisa berguna saat tidur.
·         Beritahu pasien mengenai batasan saat mandi: gunakan air biasa yang hangat (960 F [35,60 C]) dan sabun tanpa lemak dan tanpa parfum; gunakan shower hanya selama 5 sampai 7 menit; dan jangan memakai sabun apapun jika lesi terinflamasi akut.
·         Untuk menyenbuhkan kulit kepala, sarankan pasien sering menggunakan shampoo dan setelah itu mengoleskan larutan kortikosteroid di kulit kepala.
·         Sarankan pasien tidak memenjangkan kuku, supaya membatasi ekskoriasi dan mencegah infeksi sekunder akibat digaruk.
·         Minta pasien melumasi kulitnya setelah mandi.
·         Untuk membantu membersihkan kulit yang mengalami likenifikasi, bebatkan pembalut oklusif (misalnya flim plastik) diatas krim kortikosteroid secara intermiten seperlunya.
·         Beritahu pasien bahwa iritan, misalnya deterjen dan wol, dan stress emosional bisa memperburuk dermatitis atopic.
·         Bila perlu, susun rencana konseling untuk membantu pasien mengatasi kondisinya dengan lebih efektif.

UJI DIAGNOSTIK

·         Riwayat gangguan atopic dalam keluarga berguna untuk mendiagnosis dermatitis atopic
·         Pengujian petak dan penyelidikan distribusi lesi kulit membantu menunjukkan alergen pemicu.

SUMBER : William, Lippincott dan Wilkins. 2008. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: indeks
Bagikan :
+
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Dermatitis -- Mata Kuliah Sistem Integumen"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top