Pesbuk Saya

Pesbuk Saya

Laporan Penelitian LANDASAN TEORI DAN KEMAJUAN HIPOTESIS -- ROKOK



Laporan Penelitian
LANDASAN TEORI DAN KEMAJUAN HIPOTESIS
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pendidikan
Dosen pengampu: Ns.Sri Hartini.S.Kep.,M.Kep.

 
Kelompok 2
Anggota:
1.      Jofan Arya Pratama
2.      Nur Arif Puji Hidayat
3.      Rifki Rizqi Riana Putri
4.      Tri Jamilatul
5.      Verra Ayu Andraini
PSIK Reguler V A


 
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS
2013


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1      Definisi Rokok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus menggunakan daun nipah atau kertas.
rokok merupakan benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan (Mulyadi, 2010).
Rokok adalah suatu silinder dari kertas berukuran panjang antara 70  hingga 120mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter sekitar 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Lisa Sabin, 2010).
Merokok merupakan kegiatan menghisap rokok (KBBI, 2008 : 1180).
“Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa” (Sitepu, 2000 : 20).
Perokok aktif adalah orang terlibat dalam kegiatan merokok tersebut secara langsung.
Perokok pasif atau terkadang dikenal dengan nama  Involuntary Smoking terkadang dikenal dengan nama adalah suatu istilah yang diberikan bagi mereka yang tidak merokok, namun mereka seolah dipaksa untuk menghirup asap rokok dari perokok aktif yang ada disekeliling mereka (Husaini, 2007 : 99).
Dunia kesehatan menyatakan bahwa merokok memberi dampak negative yang luas bagi kesehatan dan sebagai salah satu penyebab utama timbulnya penyakit kanker paru, penyakit jantung koroner,impotensi, bahkan gangguan kehamilan dan janin. “Menurut WHO 1 juta manusia per tahun di dunia meninggal dikarenakan merokok dan 95% diantaranya oleh karena kanker paru-paru. Kematian karena kanker paru-paru bisa terjadi pada perokok pasif, yaitu janin dalam kandungan ibu perokok, anak-anak dari orang tua perokok dan orang dewasa bukan perokok yang berada dalam lingkungan perokok” ( Surya Sukendro, 2007 : 85 ).

2.2      Kandungan Rokok
Asap akan muncul setiap kali bahan organik, seperti kayu atau daun terbakar dengan tidak sempurna. Begitu pula rokok yang terbakar pasti juga akan mengeluarkan asap. Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu dihembuskan kembali. Asap sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar.
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia, 400 diantaranya beracun dan kira-kira 40 diantaranya bisa menyebabkan kanker (Republika, 2007), diantaranya:
1.      Nikotin, adalah salah satu obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan. Nikotin merangsang otak supaya si perokok merasa cerdas pada awalnya, kemudian ia melemahkan kecerdasan otak.
2.      Tar, adalah cairan dan partikel-partikel kecil yang berasal dari asap rokok yang lengket bersama membentuk bahan yang berwarna hitam kecoklat-coklatan dan bau. Tar mengandung bahan kimia yang beracun, dapat merusak paru-paru dan menyebabkan kanker.
3.      Karbon monoksida (CO), mempunyai daya gabung atau afinitas dengan hemoglobin 220 kali lebih besar dari oksigen. Akibatnya, setiap gas CO di udara dengan cepat diambil oleh hemoglobin darah, sehingga jumlah hemoglobin yang tersedia untuk membawa oksigen pemberi hidup itu ke seluruh sistem jadi berkurang.
4.      Sianida, menghambat penggunaan oksigen di dalam sel.
5.      Benzopyrene, adalah bahan atau substansi yang terdapat di dalam tar dan mengendap di saluran udara: mulut, pangkal tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru-paru, serta masih banyak lagi bahan kimia yang beracun berada pada sebatang rokok.



2.3  Penyebab Remaja Merokok
a.  Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada  ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.
b.      Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
c.       Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan rasa ingin tahu yang besar atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Masa remaja memang masa yang labil bagi remaja sehingga sesuatu yang tabu sekalipun ingin mereka coba.

d.      Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat  remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Jadi yang paling memegang peranan penting dalam pertumbuhan remaja untuk mencari jati diri pribadi adalah orang tua yang merupakan lingkungan terdekat bagi remaja itu sendiri (Danusanto, H. 1991).

2.4  Ciri-ciri Remaja Perokok
Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari  anak-anak    menuju   fase   dewasa.   Pada   umumnya   masa   remaja   yaitu  antara 12-21  tahun. Pada perkembangan  manusia,  terdapat  tuntutan – tuntutan  psikologis yang harus dipenuhi,  jika tidak maka  akan  menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka  akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan.
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
·         pertumbuhan fisik yang sangat cepat
·         emosinya tidak stabil
·         perkembangan seksual sangat menonjol
·         cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
·         terikat erat dengan kelompoknya

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi 2 periode, yaitu :
1. Periode masa puber usia 12-13 tahun
a. Masa prapubertas : peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya :
- tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
- mulai bersikap kritis

b. Masa pubertas 14-16 tahun : masa remaja awal, cirinya :
- mulai cemas dengan perubahan fisiknya
- memperhatikan penampilan
- sikapnya tidak menentu/plin plan
- suka berkelompolk dengan teman seumuran

c. Masa akhir pubertas 17-18 tahun : peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, cirinya :
- pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan psikologisnya belum mencapai sepenuhnya
- proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari remaja putra

2. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun, merupakan masa akhir remaja, cirinya :
- perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
- mulai menyadari kenyataan
- sikapnya mulai jelas tentang hidup
- mulai nampak bakat dan minatnya (Danusanto, H. 1991).

2.5   Hipotesis
Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Ada hubungan antara pengetahuan bahaya merokok pada tubuh dengan perilaku merokok pada mahasiswa STIKES Cendekia Utama Kudus.
2.      Ada hubungan antara persepsi tentang rokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa STIKES Cendekia Utama Kudus.
3.      Ada hubungan antara motivasi untuk merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa STIKES Cendekia Utama Kudus.
4.      Ada hubungan antara perilaku merokok pada mahasiswa dengan kebiasaan merokok pada mahasiswa STIKES Cendekia Utama Kudus
Dan dalam penelitian kali ini peneliti menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan, persepsi, motivasi, dan perilaku mahasiswa dengan perilaku merokok di STIKES Cendekia Utama Kudus.


DAFTAR PUSTAKA


Danusanto, H. (1991). Rokok dan Perokok. Jakarta: Aksara
Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke 4) (2008). Jakarta: Gramedia
Mulyadi . (2010). Ilmu Kesehatan. Di unduh dari http://mulyadi.student.umm.ac.id?download-as-pdf/umn_blog_article_134.pdf
Sitepu, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta:Grasindo
Husaini Aiman, 2007. Tobat Merokok rahasia & cara empatik berhenti merokok. Bandung: Pustaka iman
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Laporan Penelitian LANDASAN TEORI DAN KEMAJUAN HIPOTESIS -- ROKOK"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top