Pathway / Web of Causation (WOC) Scabies (gudik)
Sarcoptes Scabiei var.Hominis
Mata Kuliah Sistem Integumen
Mengenal Sarcoptes Scabiei
Var.Hominis
Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna puith kotor, dan tidak
bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat
untuk melekat, dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat
berakhir dengan alat perekat. Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah
kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati,
kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh
betina.
Tungau
betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan
kecepatan 2-3 mm sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi
larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,
tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari.
1. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli
menganjurkan dengan cara direbus, handuk, seprei maupun baju penderita skabies,
kemudian menjemurnya hingga kering.
2. Menghindari pemakaian baju, handuk,
seprei secara bersama-sama.
3. Mengobati seluruh anggota keluarga,
atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
4. Mandi dengan air hangat dan sabun
untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang mengelupas dan kemudian kulit
dibiarkan kering.
5. Gunakan pakaian dan seprei yang
bersih, semua perangkat tidur, handuk dan pakaian yang habis dipakai harus
dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan
alat pengering panas.
6.
Cegah
datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,
ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif,
maka dapat dilakukan penatalakasanaan medis.
Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium
tungau, tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor,
tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara
pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita
yang hiposesitisasi).
Jenis obat topikal:
1. BELERANG ENDAP (SULFUR PRESIPITATUM) 4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif.
Kekurangannya ialah pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak
efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat
menimbulkan iritasi.
2. EMULSI BENZIL-BENZOAT 20-25 % efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi
iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah dipakai.
3. GAMA BENZENA HEKSAKLORIDA (GAMEKSAN = GAMMEXANE) 1 % dalam
bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat pilihan
karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan jarang memberi
iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih ada gejala
ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek
pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak jika digunakan berlebihan,
dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman digunakan untuk ibu
menyusui dan wanita hamil.
4. BENZILBENZOAT (KROTAMITON) Tersedia 10 % dan 25% dalam krim
atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus
dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 %
pasien. Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam
pemakaian terakhir, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini
disapukan ke badan dari leher ke bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan
iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3
bagian.
5.
PERMETHRIN. Dalam
bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Penggunaannya selama 8-12 jam dan
kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat yang paling efektif dan aman
karena sangat mematikan untuk parasit S.scabiei dan memiliki toksisitas rendah
pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik,
hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati.
Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.
2 Komentar untuk "Pathway / Web of Causation (WOC) Scabies (gudik) -- Mata Kuliah Sistem Integumen"
bagus post-nya...
Keren mas Clinial pathway -nya...