KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “ Perkembangan Psikososial Janin “.
Adapun maksud dari penyusunan tugas makalah ini untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah IKD2 dan sebagai syarat untuk menempuh
ujian Tengah Semester dan akan di presentasikan dalam bentuk seminar.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami
berbagai hal baik suka maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan,
dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas
terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan terima kasih
kepada yang telah terhormat ibu Emma Setyo Wulan, S.Kep. Ns. selaku guru
pembimbing. Serta pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu
Tidak ada manusia yang sempurna, dalam makalah ini masih
banyak kekurangan yang perlu di perbaiki sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan dan dapat di terapkan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang serupa khususnya dalam keperawatan.
Kudus,
Oktober 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang......................................................................... 1
BAB II MATERI
II.1 Pengertian Konsepsi............................................................... 2
II.2 Tahap Perkembangan
Embrio................................................. 3
II.3 Perkembangan
Psikososial Bayi.............................................. 7
II.4 Kebutuhan Asih Dan
Asah..................................................... 10
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan............................................................................ 13
III.2 Saran...................................................................................... 13
iii
BAB
1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup berumah dua
(diaseus) karena satu individu hanya mempunyai satu jenis kelamin. Manusia juga termasuk jenis
vivipar yaitu makhluk hidup yang beranak. Laki-laki mempunyai testis yang tersimpan di dalam
skrotum.Penyimpanan testis di dalam skrotum dimaksudkan untuk mengoptimumkan
suhu spermatogenesis. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi akan menganggu spermatogenesis.
Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus yang terdiri dari jaringan epithelium
dan jaringan ikat.Di dalam jaringan epithelium terdapat sel spermatogonium
(calon sperma), sel sertoli (pemberi makan spermatozoa), dan sel leydig
(menghasilkan testoteron). Konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio
pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel
telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus. Pada saat
fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur sedang ekor tertinggal
di luar membentuk zigot
(2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32 sel (morula). Morula berkembang
menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk janin sedang bagian
luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerab makanan dan akan
berkembang menjadi plasenta.
Pada usia hari ke 4-5 setelah ferlitilasi blastula bergerak ke uterus dan
melakukan implantasi
(pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Balastula kemudian berkembang menjadi
grastula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis). Selanjutnmya
gastrula berkembang menjadi
embrio setelah melalui peristiwa diferensiasi, spesilisasi, dan organogenesis.
Ektodermis akan membentuk
susunan saraf, hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan
membentuk jaringan tulang, otot jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, klenjar
kelamin. Endodermis akan membentuk kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung
kemih, saluran pencernaan dan saluran pernafasan.
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia.
Perkembangan masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu di
kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu diperhatikan, sehingga selain
penulis menyampaikan tugas yang menjadi amanah dosen, penulis berkesempatan
untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional yang dalam hal ini sangat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB
2
MATERI
Ii.1 Pengertian Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang
dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona
pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.
Konsepsi dapat terjadi,
jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang
tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan
sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau
hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
Konsepasi memiliki kemungkinan paling
berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat
hidup selama 3-4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus
berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya ias hidup
selam 12-24 jam.
Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan
memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan
sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah
status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak (Flynn, 1992).
Lendir tersebut juga dapat direnggangkan,
suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi
kental, lengket, dan jumlahnya menurun (Norman,
1986).
Ii.2 Tahap Perkembangan Embrio
A. Tahap
perkembangan janin minggu 1-4
Minggu pertama :
-Stadium
1 : seltelur yang dibuahi
-Stadium
2 : hari ke 2-3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel-sel luar dan dalam
pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara
diangkut menjadi saluran
telur.
-Stadium
3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32-58 buah
dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4 5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast
rongga blatokista
dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Minggu kedua : Implantasi
-Stadium 4 : implantasi
blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
-Stadium 5 : masuknya
blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
Minggu ketiga : blatokista
trilaminar
-Stadium 6 : pembentukan
mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga-rongga
embrional dan terbentuk
garis sederhana.
-Stadium 7 : timbauan korda
-Stadium
8 : terusan aksial
-
Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot-jonjot
karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu keempat :
Perkembagan
bentuk badan, mencakup stadium 10-13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut,
peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas
dari kandung kuning telur.
-Diakhir
minggu ke 4 gestasi, sel-sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai
manusia sesungguhnya.
Perkembangan
minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
-
Panjang 0,75-1 mm ; berat 400 mg
-
Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant (kepala menyentuh ekor).
-
Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
-
Gumpalan mirip lengan dan kaki
- Mata,
telinga dan hidung mengalami rudimenten.
B. Tahap perkembangan janin minggu ke 5-8 : organogenesis-Satium 14 :
miotom-miotom
Panjang
5-7 mm, usia 31-35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus
endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan
lengkung temgkuk sangat menonjol.
-Stadium
15 : topografi pembuluh-pembuluh darah. Panjang 7-9 mm, usia 35-38 hari,
ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri
menjadisuatu alur kecil.
Terbentuk tepek telingga.
-Stadium
16 : tonjolan-tonjolan wajah. Panjang 8-11 mm, usia 37-42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah
mengalami pigmentasi. Benjolan-benjolan
telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak
kaki samar-samar.
-Stadium 17 : gelembung-gelembung
telenfesalon.
-Stadium 18-19 : bentuk yang
kuboid.
-Stadium 20 : tangan pada
sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
-Stadium 23 : histologi.
Pengolahan bertahap pada kepala.
-Diakhir minggu ke 8
gestasi, organogenesis telah lengkap.
C.Perkembangan pada minggu
ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
- Panjang
2,5 cm ; berat 20 gram
- Jantung
mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
-
Gambaran wajah dapat dilihat.
-
Ekstremitas terbentuk.
- Ekor
mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.
Minggu ke 12 :
- Panjang 7-9 cm
- Berat 45 gram
- Terjadi gerakan janin
spontan.
- Reflek babinski positif.
- Pembentukan lempeng
osifikasi.
- Jenis kelamin bisa
dibedakan dari tampilan luar.
- Sekresi ginjal dapat
dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
- Denyut jantung dapat di
dengar melalui doppler
Minggu ke 16 :
Diakhir minggu keenam belas
gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
- Gestasi mencakup :
o Panjang 10 -17 cm.
o Berat 55-120 gram
o Quickening
o Antibody mulai di produksi
o Rambut mulai terbentuk
o Mekonium terdapat di usus
bagian atas
o Terbentuk lemak coklat
o Pola tidur dan aktifitas
dapat dibedakan.
Minggu ke 24 :
Ketika janin mencapai usia
24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai
batas usia viabilitas jika
kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
- Gestasi mencakup yang
berikut :
o Panjang 28-36 cm
o Berat 550 gram
o Antybody pasif ditransfer
dari ibu kejanin
o Terdapat ferniks kaseosa
o Mekonium terdapat direktum
o Produksi surfaktan mulai
aktif
o Kelopak dan bulu mata
sudah dapat dibedakan
o Kelopak mata sudah mulai
terbuka dan pupil raktif.
D. Tahap perkembangan
janin minggu ke 28 :
Pembuluh
darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi
pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang
memerlukan oksigen.
Perkembangan pada minggu ke 28 getasi
mencakup yang berikut :
- Panjang 35-38 cm
- Berat 1200 gram
- Alfeolus paru matang
- Terbentuk surfaktan dicairan amnion
- Testis turun ( pada pria )
E.Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi
lahir.
Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi
mencakup yang berikut :
- Panjang 38-43 cm- Berat
1600 gram- Terdapat simpanan lemak subkutan
- Reflek moro aktif-
Terbentuk cadangan zat besi
- Janin mulai peka terhadap
suara-suara dari luar kandungan
- Kuku jari memenuhi ujung-ujung
jari.
F.Tahap perkembangan janin
minggu ke 36 :
Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi
mencakup sebagai berikut :
- Panjang 42-49 cm- Berat 1900-2700 gram
- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat
dan kalsium- Simpanan lemak subkutan meningkat. Lipatan plantar terbentuk 1- 2 Laguno menghilang. Biasanya
berada pada posisi verteks.
G. Tahap perkembangan
janin pada minggu ke 40 :
Pada primipara, janin
biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap
lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir
dan persalinan siap dimulai. Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup
yang berikut;
- Panjang 48-52 cm
- Berat 3000 gram
- Ginjal janin aktif
- Verniks kaseosa terbentuk
lengkap
- Plantar mulai banyak.
Ii.3
Perkembangan Psikososial Bayi
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2
bulan memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal,
usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia
9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau
meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat
memperkirakan apakah anak akan cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya
gangguan ini perlu mendapatkan perhatian orang tua, karena biasanya berhubungan
dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan terlambat bicara.
1. PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis
dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme,
kegembiraan, kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan
kesedihan).
Carroll Izord (1982)
Umur
|
Umur
ekspresi emosi
|
0 – 1 bulan
3 bulan
3 – 4 bulan
4 bulan
4 – 7 bulan
5 – 9 bulan
18 bulan
|
Senyuman
sosial
Senyuman
kesenangan
Kehati-hatian
Kelurahan
Kegembiraan, kemarahan
Ketakutan
malu
|
2. PERKEMBANGAN TEMPERAMEN
Temperamen merupakan sebuah aspek
karakter yang menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh
kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional
Goleman (1995)
:
“The moods that typify our emotional life”
Baltes (1998) :
“an individual’s behavioral style and characteristic way of responding”
Seifert dan
Hoffnung (1994) :
“temperament refers to individual differences in
responsivensess and self regulation that are present at birth, are relatively
stable and enduring over time and cross situation, and influenced by the
interction of heredity, maturation and experience”
Jadi Tempramen
adalah : Perbedaan kualitas dan intensitas respons emotional serta pengaturan diri yang
memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil
dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kai dan
mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang.
Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel dan
susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi.
3. PERKEMBANGAN ATTACHMENT
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial
untuk berinteraksi dan melakukan penyesuaian sosial terhadap orang lain. Attachment adalah sebuah
istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk
menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli
psikologi perkembangan mempercayai bahwa attachment.
pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan
kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya
attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya
secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. Ada 4
tahap perkembangan attachment pada bayi :
1.
Tahap indiscriminate
sosibility (0-2 bulan), Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan
merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang dikenal dan yang tidak
dikenal.
2.
Tahap attachment is the
makin (2-7 bulan), Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang
dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
3.
Tahap specific, clear-cut attachment
(7-24 bulan), Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh
pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan
menangis ketika berpisah dengannya.
4.
Tahap goal-coordination partenerships
(24- seterusnya), Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh
pertamanya dalam jangka waktu yang lama.
4. PERKEMBANGAN RASA PERCAYA
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan) kehidupan
ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak percaya.
Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh
dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak
mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan
konsep Ainsworth tentang keterikatan yang aman ( secure attachment).
Ketika bayi baru lahir, maka dapat tahapan
sampai bayi berusia dua bulan sebagai berikut:
·
Bayi 0-1 bulan
Kelekatan hanya bisa tercipta jikalau orang tua mengenal bayi dan
mengurus sendiri bayi sejak awal.
·
Bayi 1-2 bulan
Sekitar usia 6 minggu, sistem penglihatan bayi
sudah mulai berkembang. Pada level ini, bayi mulai memasuki level interaksi
sosialnya
5. PERKEMBANGAN OTONOMI
·
Menurut Chaplin (2002)
Otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih,
untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya
sendiri.
·
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994)
The ability to govern and regulate one’s own thoughts,
feeling, and action freely and responsibly while overcoming feelings of shame
and doubt
·
Menurut Erikson
Otonomi (Kemandirian) merupakan tahap kedua perkembangan
psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan baru berjalan.
Ii.4
Kebutuhan Psikososial Adalah Kebutuhan Asih Dan Asah.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang, rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada
semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem
gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk berpikir.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
Menurut Erik Erikson (1963)
perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap
psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan)
dan yang tidak baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya
tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut:
1.
Percaya
Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk
berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun
pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan dunia luar maka ia
mutlak terganting dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan
merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia
luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi
dengan lingkungan dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui
pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar
rasa percaya bagi anak. Misalnya:
anak tidak mendapat minuman atau air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak
mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu (
1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang
dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama
periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol
tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan
kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya. Misalnya: kepuasan untuk berjalan atau
memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan
mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku dikembangkan karena penting
untik terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari.
3.
Inisiatif
Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri
dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai
menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai diikut sertakan sebagai
individu misalnya turut serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di
dapur Misalnya: menjadi aktif diluar
rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan
saudara sekandung untuk menang sendiri.
4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12
tahun )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan
menyelesaikan tugas atau perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan
sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah atau orangtua dalam waktu terbatas
yaitu untuk sekolah. Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing
(sifat kompetetif), juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan
menerima, setia kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
5. Identitas Vs Difusi Peran (
12-18 tahun )
Pada tahap ini terjadi perubahan
pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa. sehingga nampak
adanya kontradiksi bahwa dilain pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi lain ia
dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak
mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua
sebagai sumber perlindungan dan sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan
peran kelompok atau teman sebaya.
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah
kebutuhan:
ñ fisik-biologis (terutama untuk pertumbuhan
otak, sistem sensorik dan motorik),
ñ emosi-kasih sayang (mempengaruhi kecerdasan emosi,
inter dan intrapersonal)
ñ stimulasi dini (merangsang kecerdasan-kecerdasan
lain).
Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan).
BAB
3
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
1. Pengertian Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan
sel telur didalam tuba falopi.
2. Dalam perkembangan sosio-emosi
pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment),
otonomi bayi, perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya,
peran ayah sebagai pengasuh anak, tempat pengasuhan anak (day care), dan
emosi.
Perkembangan sosio-emosi pada bayi menjadi hal penting yang banyak
dikaji. Karena beragam hal yang dialami pada masa bayi akan membentuk pola
perilaku tertentu dengan efek psikologis tertentu. Perkembangan yang terjadi
pada masa bayi mempengaruhi pola perkembangan di tahap berikutnya. Untuk itu
hendaklah orang tua yang memiliki bayi, memperhatikan setiap kejadian yang
tengah terjadi pada masa tumbuh kembang bayi supaya bayi dapat berkembang
menjadi orang yang diharapkan oleh orang tua kelak .
III.2
Saran
Dengan mengetahui pengertian dari konsepsi kita
bisa mengetahui dengan jelas kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa
konsepsi. Dengan mengetahui dasar konsepsi dan mengetahui cara-cara pencegahan
konsepsi kita bisa lebih memahami apa saja yang berhubungan dengan peristiwa
konsepsi. Sehingga pengetahuan yang kita miliki bisa di manfaatkan dengan
bijak.
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar untuk "Psikososial pada Janin"