BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita
bisa lari pagi di akhir pekan, kita bisa berenang di gelanggang kesukaan, kita
bisa bermain golf di lapangan yang penuh keindahan, kita bisa beres-beres rumah
untuk menjaga kebersihan dan kerapihan, atau sekedar jalan - jalan ke pusat
pembelanjaan, dan kitapun bisa tidur untuk menepis keletihan. Itu semua penting
untuk menjaga kebugaran Bukan sekedar penting, tapi juga merupakan kebutuhan.
Kita
sadar, diri
kita terdiri dari jiwa dan raga, raga sering kita perhatikan baik untuk menjaga
kebugaran maupun kesehatan. Berbagai suplemen dan multivitamin kita perhatikan,
bahkan anggaran kita alokasikan untuk sebuah kecantikan. Itu tidak salah. Itu
sangat bagus, karena
merupakan bagian dari ibadah, dimana kita bisa menyukuri nikmat-Nya dengan
menjaga dan merawat setiap pemberian-Nya, selama semua diniatkan semata-mata
untuk ibadah dan syukur pada-Nya
Ada
satu hal yang sering kita lupakan, yaitu kebutuhan gizi spiritualitas yang sering kita abaikan
jangankan memperhatikan gizi masukan, kadang kita tidak mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan, bahkan untuk mengenalpun sering tak dihiraukan, padahal
spiritualitas adalah aspek yang sangat penting sama pentingnya dengan menjaga
kebugaran dan kesehatan ragawi.
Lalu
kapan kita kan menjaga kebugaran dan kesehatan rohani ?
Ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui, dengan penyakit spiritual yang ada pada
diri kita dan mungkin kan menggerogoti kebugaran dan kesehatan rohani kita. Perhatikanlah ucapan kita,
jangan sampai terjangkit "Penyakit Bohong", perhatikanlah ibadah kita,
jangan sampai menjadi "Riya", perhatikanlah kecantikan / ketampanan
kita, jangan sampai terindikasi "Penyakit Sombong", jangan sampai
karena kekayaan kita menjadi "Penderita Kikir", jangan sampai dengan kemiskinan kita
menjadi "Pengidap Kufur", jangan sampai dengan keilmuan kita menjadi "Penderita
takabur", hati-hatilah
selalu jika kita, rajin beribadah karena dilihat dan dipuji orang, dan menjadi
malas ketika sendirian.
Apalagi
selalu menceritakan berbagai amalan dan kebajikan, jangan sampai kebaikan kita
pada orang, hanya akan mempermalukan dan menjadi bahan gunjingan.
Sudahkah kita mengenal kondisi
Kesehatan Spiritual kita ?
Lakukanlah identifikasi dengan
benar, kenali langkah-langkah tindak lanjutnya, berobatlah ke Klinik spiritual,
lakukan perawatan intensif dan regular, sekali-kali mintakan general check up
spiritual, semoga kita menjadi manusia paripurna, yang bugar dan sehat secara
lahir dan bathin. Amin
B. Tujuan
Memahami
konsep elemen-elemen spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada
lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga
dituntut untuk menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam
dengan cara yang berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena
setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme
yang dialami dalam kehidupan individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen
spiritual, seorang perawat dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam
memenuhi kebutuhan spiritual klien dalam mencari identitas dan menemukan arti
kehidupan dan menemukan cara untuk mengatasi sakit dan stress yang terus
menerus dalam kehidupan. Tepatnya pelayanan spiritual dibutuhkan oleh perawat
dalam memberikan pelayanan yang memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima
bantuan serta kemungkinan membentuk suatu hubungan dengan klien.
BAB II
MATERI
A.
Pengertian Holistic Spiritual
Spirituality berasal dari bahasa latin
“spiritus” yang berarti nafas atau udara. Spirit memberikan hidup, menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal
apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang (Dombeck,1995).
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi
oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan.
Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti
dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).
Spiritual
adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989).
Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal
ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka
sendiri tentang hidup. Menurut Emblen (1992)
spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk
menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta, kualitas,
hubungan dan eksistensi. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan
dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang
lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan Tuhan/kekuatan gaib)
Spiritual adalah suatu kepercayaan
dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan
atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam
kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang
yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. (Hanafi, djuariah.
2005)
Spirituality
atau kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan yang lebih
tinggi dari kekuatan pencipta, sesuatu yang bersifat Tuhan, atau sumber energi
yang tidak terbatas. Contoh, seseorang percaya pada Tuhan, Allah, Kekuatan
tertinggi. Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain :
a. Hubungan yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam hidup
b. Menemukan arti dan tujuan dalam
hidup.
c. Menyadari dan mampu untuk menarik
sumber-sumber dan kekuatan dari dalam diri.
d. Mempunyai perasaan hubungan
kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah. (Cozier Barbara, 2000).
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan
adalah” rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam,
dan dengan kehidupan yang tertinggi“ (Hungelmann et al, 1985).
Spiritual dimulai ketika anak-anak
belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang
dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng.
Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah
bukti dari kesehatan spiritual.
Kesehatan jiwa ( spiritual ) menurut
ilmu kedokteran saat ini adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual dan emosional yan optimal dari seseorang dan perkembangan
itu berjalan selaras dengan orang lain ( suliswati,Hj.tji anita,2004).
B. Elemen-Elemen dalam Spiritual
1. Kebutuhan Spritual
4 hal yang mendasari kebutuhan spiritual adalah :
1. Pencarian arti
2. Perasaan untuk
memaafkan / pengampunan
3. Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk
mendapatkan kasih sayang : keluarga dan teman)
4. Kebutuhan akan
harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck, 1994).
Kebutuhan
spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979). Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan
harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri dan Tuhan. Sullender (1998) mengidentifikasi 5 dasar kebutuhan spiritual
manusia : 1. arti dan tujuan hidup
2. perasaan
misteri
3. pengabdian
4. rasa percaya
5. harapan di waktu kesusahan.
Spiritual saat ini
dihubungkan dengan pencarian akan arti dan refleksi dari bagian kepercayaan
pada paham duniawi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: haruskah perawat yang tidak
religius, atau yang tidak memiliki spiritual, menolong seseorang yang
membutuhkan spiritual (Walter, 1997). Pada dasarnya apakah mereka mampu? Pada
studi keperawatan dengan orang-orang yang memiliki fase terminal, ditemukan
bahwa perawat merasa tidak harus memiliki pengalaman dan keahlian untuk
memberikan dukungan secara spiritual.
Sebuah
pembelajaran insiden kritis dari respon perawat terhadap kebutuhan spiritual
dari klien memberikan sebuah pengertian yang mendalam terhadap perawat akan
kebutuhan spiritual klien serta peran perawat sebagai pemberi layanan secara
spiritual. Kebutuhan akan harapan merupakan
kepentingan utama terhadap seseorang yang dihadapi oleh penyakit dan ancaman
potensial terhadap gaya hidup dan kehidupan.
2. Kesadaran Spritual
*
Kesadaran spiritual akan timbul saat
seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual dan pencarian identitas, saat
mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan atau kepercayaan.
*
Tiga tingkat kesadaran menurut Wilber:
A. Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan
istilah yang berasal dari filsuf-filsuf eksistensial, yaitu penyatuan diri
dengan orang lain (uniting the self and others). Para filsuf eksistensialis
mengakui bahwa makhluk di bumi memiliki ikatan otentik antara total individu
dengan lingkungannya. Mereka meyakini bahwa individu hanya eksis ketika berada
dalam relasi dengan orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran berarti
memutuskan hubungan antara diri dengan orang-orang lain.
Di sisi lain,
meningkatkan kesadaran berarti melibatkan diri dalam hubungan mendalam dengan
orang-orang lain, yang hasilnya akan memperkaya kesadaran internal (inner
awareness) seseorang.
dan Tuhan.
Sullender (1998) mengidentifikasi 5 dasar kebutuhan spiritual manusia : 1. arti
dan tujuan hidup
2. perasaan
misteri
3. pengabdian
4. rasa percaya
5. harapan di waktu kesusahan.
Spiritual saat ini
dihubungkan dengan pencarian akan arti dan refleksi dari bagian kepercayaan
pada paham duniawi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: haruskah perawat yang tidak
religius, atau yang tidak memiliki spiritual, menolong seseorang yang membutuhkan
spiritual (Walter, 1997). Pada dasarnya apakah mereka mampu? Pada studi
keperawatan dengan orang-orang yang memiliki fase terminal, ditemukan bahwa
perawat merasa tidak harus memiliki pengalaman dan keahlian untuk memberikan
dukungan secara spiritual.
Sebuah
pembelajaran insiden kritis dari respon perawat terhadap kebutuhan spiritual
dari klien memberikan sebuah pengertian yang mendalam terhadap perawat akan
kebutuhan spiritual klien serta peran perawat sebagai pemberi layanan secara
spiritual. Kebutuhan akan harapan merupakan
kepentingan utama terhadap seseorang yang dihadapi oleh penyakit dan ancaman
potensial terhadap gaya hidup dan kehidupan.
3. Kesehatan Spiritual
Þ
Dicapai ketika seseorang menemukan
keseimbangan antara, nilai hidup :
a. Hasil dan system kepercayaan
b. Hubungan antara diri sendiri dan orang
lain
Þ
Dengan berjalannya kehidupan, spiritual
seseorang dan kesadarn arti spiritual akan lebih meningkat, tujuan dari
nilai-nilai kehidupan akan lebih nyata.
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan
adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam,
dan dengan kehidupan yang tertinggi” (Hungelmann et al, 1985). Rasa
keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai,
tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka
sendiri dan dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan,
atau kehilangan, seseorang mungkin berbalik ke cara-cara lama dalam merespons
atau menyesuaikan dengan situasi. Sering kali gaya koping ini terdapat dalam
keyakinan atau nilai dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam
spiritualitas orang tersebut. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh
lebih spiritual, menjadi lebih menyadari tentang makna, tujuan, dan nilai
hidup.
Spiritualitas
dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan
orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki
hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri
secara bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritualitas. Menetapkan hubungan
dengan yang maha agung, kehidupan, atau nilai adalah salah satu cara
mengembangkan spiritualitas. Kesehatan spiritualitas yang sehat adalah sesuatu
yang memberikan kedamaian dan penerimaan tentang diri dan hal tersebut sering
didasarkan pada hubungan yang langgeng dengan yang Maha Agung. Penyakit dan
kehilangan dapat mengancam dan menantang proses perkembangan
spiritual.Kesehatan spiritual tercapai ketika seseorang menemukan keseimbangan
antara nilai hidup, tujuan hidup, sistem keyakinan, dan hubungan seseorang
dengan diri sendiri atau orang lain.
C. Tanda-tanda Kesehatan Spiritual
Seseorang yang mempunyai karakter baik
juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah banyaknya keluhan
orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa banyak karakter buruk yang
masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian mampu menghilangkan
seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan mengetahui bahwa
kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal. Hal ini sangat penting bagi seseorang
untuk memiliki karakter yang baik. Jika seseorang tidak mempunyai keluhan lagi,
berarti dia sudah memiliki kesabaran dan ini berarti dia mempunyai iman yang
sejati. Kesabaran adalah sebuah tindakan melawan semua keinginan ego. Ada Tiga Tipe Kesabaran, yaitu:
1. Sabar Terhadap Ketidaknyamanan Fisik
:
Misalnya ketika kalian bangun di pagi
hari yang dingin untuk melaksanakan shalat, berwudhu dengan air yang dingin
atau ketika kalian antri kalian akan merasakan ketidak nyamanan Begitu
pula ketika kita sedang sakit, atau pada saat2 kita sedang menyelesaikan tugas
yang sulit dan sebagainya.
2. Sabar dengan Menahan Diri dari
Segala Hal yang Dilarang :
Sebuah hadits
mengatakan, “Hidup sebagai hamba dan menjauhi hal-hal yang dilarang adalah
lebih berharga dibandingkan ibadah seluruh malaikat, manusia dan Jinn selama
hidupnya.”Islam menawarkan dua jenis perintah, pertama apa yang harus kita
lakukan dan kedua, apa yang tidak boleh kita lakukan atau "Yang
Dilarang". Yang terpenting di antara keduanya adalah meninggalkan apa yang
dilarang oleh Allah . Meninggalkan suatu larangan lebih baik dari pada
menunaikan ibadah Haji sebanyak 50.000 kali. Itu
berarti, kalian bisa bersabar untuk beribadah tetapi tidak sabar dalam menjaga
batasan yang telah ditetapkan Allah swt. Jika kalian kembali dari ibadah haji
yang ke-50.000 tetapi masih melihat pramugari pesawat dengan penuh syahwat maka
semuanya akan sia-sia.
Jika kita bersabar dalam beribadah, malaikat
menuliskan pahala kita, tetapi bila kita menunjukkan ketahanan terhadap suatu
larangan, maka Allah swt akan memberikan balasan yang tak hingga.Allah swt
memerintahkan kita untuk beribadah, sebanyak mungkin. Shalat lima kali sehari
adalah cukup dan jika kalian bisa melakukan lebih dari itu, itu lebih baik.
Tetapi untuk hal-hal yang dilarang, kalian harus menghindari semuanya. Ada dua
tingkatan menyangkut hal-hal yang dilarang, yaitu haram (terlarang) dan makruh
(tidak disukai). Sekarang ummat Muslim mendapat dukungan dari Setan untuk
melakukan hal-hal yang makruh. Itu adalah penyakit yang buruk di kalangan
Muslim.
Siapa yang tidak menyukai hal-hal tersebut?
Allah swt dan Rasulullah saw.Kita
diperintahkan sekuat tenaga untuk menolak segala keburukan yang tidak disukai
Allah dan Rasulullah saw. Jika seseorang mempertahankan benteng luar maka harta
di dalamnya akan selamat. Setiap tindakan yang terlarang mempunyai efek buruk
terhadap iman kita, mereka menghancurkan iman kita. Ada 500 kebaikan yang dapat
kita lakukan sebisa mungkin. Ada 800 larangan dan karakteristik buruk yang
harus kita tinggalkan semua, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Lebih buruk lagi jika kalian bersembunyi dari
orang-orang dan melakukan hal terlarang. Kalian tidak tersembunyi dari
Allah.Menjaga diri ketika sedang sendiri adalah lebih baik sebab kalian bersama
Allah dan kita harus menjaga penghormatan kita kepada-Nya melebihi yang
diberikan kepada orang-orang.
3. Bersabar dalam menghadapi orang yang
mengganggu kita.
Ini adalah tipe
kesabaran yang paling baik di antara ketiganya. Al-Qur’an mengatakan, Kami
menguji beberapa di antara kalian dengan orang-orang lainnya di antara
kalian.” Kesabaran adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia.
Jika kalian mempunyai kesabaran, seluruh kebaikan akan kalian dapatkan.
Pandangan Allah tertuju pada diri kalian, jadi akankah kalian bersabar?Apabila
kalian bisa melepaskan diri dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak akan
ada lagi kesulitan yang akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia
maupun di akhirat. Kalian harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi
se-mata2 adalah atas kehendak Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit
hati. Kalian harus berkata, “Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang
memerintahkan ini semua harus terjadi?” Bila kalian mampu mengingat hal ini
kalian akan merasa puas dengan segala kehendak-Nya dan akan setuju dengan semua
itu. (Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani
an Naqshbandi,1998).
D.
Masalah Spiritual
Ketika
penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat
membantu seseorang ke arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan
perhatian spiritual. Selama penyakit atau misalnya individu sering menjadi kurang
mampu untuk merawat dir mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk
perawatan da dukungan. Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan
seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat
mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu
mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang
jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dan makna hidup.
1.
Depresi
atau rasa tertekan
Depresi atau rasa tertekan adalah
sebuah 'penyakit' baru, tapi ini bukanlah penyakit, karena penyakit selalu
berasal bagian dari tubuh fisik kita, ini sesuatu yang lain. Dan orang yang
paham psikologi semakin meningkat, meningkat pesat karena depresi manusia makin
meningkat. Dan psikolog atau orang seperti itu, mereka tidak meraih sesuatu
untuk mengobati mereka, hanya berkata: "Gunakan obat ini!" Apa ini: 'Gunakan cara ini ?’
Depresi bukanlah
sesuatu dari dunia materi, bukan, ini adalah sesuatu dalam hidup kita yang
merupakan bagian dari bentuk spiritual dan inilah salah satu keresahan
spiritual sehingga kalian tidak bisa melakukan pengobatan dengan obat material!
Tapi mereka psikiater juga tidak pernah tahu tentang ini, dan mereka berkata:
"pakailah obat ini! Bawa ini, untuk membuat syarafmu tenang…"
lakukanlah… Alasan pertama yang membawa masalah-masalah besar itu adalah dari para
pemuda yang tidak percaya kepada apapun. Mereka tidak percaya agama. Hal itu
menjadikan mereka bagaikan masuk kedalam sebuah sumur dalam tanpa dasar
dan jatuh ke dalam tempat gelap sehingga mereka tidak tahu mana tangan kiri dan
tangan kanan mereka sendiri. Itulah yang terjadi saat ini. Oleh karena itu,
kami berusaha melalui asosiasi kecil dan rendah hati ini, pertemuan yang begitu
rendah hati, untuk membuat manusia percaya bahwa: Jika kau tidak melakukan
sesuatu yang membuat Tuhan-mu ridho, maka kau tidak bisa meraih kesenangan!
Jika kau tidak berusaha menjadikan Tuhan-mu senang, maka tidak akan ada
kesenangan bagimu bersama semua aspek material yang kalian miliki!
E. Masalah-Masalah Kesehatan Jiwa
Gangguan
jiwa adalah adanya perubahan fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan pada fungsi
jiwa, sehingga menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial baik peran di keluarga maupun masyarakat. Fungsi jiwa yang terganggu
meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial, spiritual. Secara umum gangguan
fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari penampilan,
komunikasi, proses berpikir, interaksi dan aktivitasnya sehari-hari.
1.
PSIKOTIK
Psikotik
adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh. Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan
kronik.
a. Gangguan Psikotik Akut
a. Gangguan Psikotik Akut
1.
Gambaran
utama perilaku
Perilaku
yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
a)
Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
b) Keyakinan atau
ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
c) Kebingungan
atau disorientasi
d)
Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam
diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah
atau memukul tanpa alasan
2) Pedoman diagnostik
Untuk
menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut
:
a)
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada
bendanya)
b) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata
salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien
percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau
merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
c)
Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
d)
Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
e)
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
3)
Diagnosis banding
Selain
diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena
dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
a)
Epilepsi
b)
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
c)
Febris karena infeksi
d)
Demensia dan delirium atau keduanya
e)
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain
f)
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau
proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu
episode maniak
g)
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut analisa kelompok kami
Berdasarkan uraian di atas perawat professional dituntut untuk mampu memahami
konsep elemen-elemen spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada
lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga
dituntut untuk menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam
dengan cara yang berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena
setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme
yang dialami dalam kehidupan individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen
spiritual, seorang perawat dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam
memenuhi kebutuhan spiritual klien dalam mencari identitas dan menemukan arti
kehidupan dan menemukan cara untuk mengatasi sakit dan stress yang terus
menerus dalam kehidupan. Tepatnya pelayanan spiritual dibutuhkann oleh perawat
dalam memberikan pelayanan yang memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima
bantuan serta kemungkinan membentuk suatu hubungan dengan klien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritual adalah suatu perasaan
terhadap keberadaan dan arti dari zat yang lebih tinggi dari manusia yang
menjadi faktor intrinsik alamiah dan merupakan sumber penting dalam
penyembuhan. Dimana dikatakan pula sebagai keyakinan (faith) bersumber pada
kekuatan yang lebih tinggi akan membuat hidup menjadi lebih hidup dapat
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Setiap interaksi dan perilaku
individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang dialami dalam kehidupan
yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
*
Fish and Shelly,1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck, 1994.
*
Perry&Potter,
2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4.Vol. 1.Jakarta : EGC
*
Suliswati,Hj.Tjie Anita
Payapo,Jeremia,Yenny,1999.Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa.
*
www.docstoc.com/docs/6970820/KESEHATAN-SPIRITUAL
0 Komentar untuk "Holistic Spiritual"